Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 22 Maret 2011

THE FIRST EXPERIENCE CAVING (Part 1)

Pagi ini aku bangun pukul 05.30 suasana kota jogja sudah lumayan terang, aku keluar dari hima langsung mengambil air wudhu dan sholat, ku melihat di sudut sana rekan ku suranto masih tertidur lalu ku bangunkan untuk segera mengerjakan sholat.
Aku segera pulang ke kosan untuk mandi dan bersiap-siap karena hari ini aku akan mengikuti Roosting 1 yang diadakan oleh BSO(Badan Semi Otonom) BSG(Biospeleologi student gruppen), BSG adalah BSO HIMABIO UNY yang bergerak di bidang keguaan, lebih tepatnya tentang kehidupan yang ada di dalam gua. Setelah beres semua aku langsung menuju kampus kembali, karena kami bersepakat akan kumpul di DEKSEL (Dekanat Selatan FMIPA UNY) pada pukul 09.00. kebetulan sekarang masih pukul 08.00, aku pun ke Hima terlebih dahulu untuk bertemu dengan Suranto yang sering di panggil Ranto untuk mengatur barang-barang, karena sepatu boot dan helm ku masih ada di hima juga. Rasa lapar menyerang aku dan Ranto, sejurus kemudian kami langsung pergi ke tempat makan terlabih dahulu untuk sarapan, setelah kami kembali ke kampus ternyata rekan-rekan dan panitia sudah berkumpul untuk siap berangkat, aku dan ranto langsung ke hima untuk mengambil barang bawaan kami. Setelah berkumpul dan pembagian pembernagkatan selesai kami langsung tancap gas menuju Desa Semuluh, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul D.I.Y.
Perjalanan memakan waktu 1 jam setengah, pukul 10.37 kami sampai di tempat penginapan. Kami pun lansung menyimpan barang bawaan di rumah tersebut yang ternyata rumah itu adalah rumah dari juru kunci gua yang akan kita masuki, pada Roosting yang akan kami ikuti kegiatanya akan menyusuri dua gua, Gua Semuluh dan Gua Seropan.
Setelah beres semua kami di suruh istirahat terlebih dahulu oleh Ketua BSG UNY yaitu Mas Hafidz Riswandi, karena kegiatan menyususuri gua dilaksanakan setelah dzuhur dan setelah makan siang tentunya.
“Makan siang sudah siap” saut Mba Munif. Ia adalah senior di BSG sebagai yang mengatur Konsumsi selama kegiatan Roosting berlangsung, karena kita membayar kepada tuan rumah untuk menyediakan makanan jadi Mba Munif ga repot-repot untuk masak dan mengordinir saja ketika waktunya makan. Setelah selesai kami lansung sholat Dzuhur dan bersiap-siap menggati pakaian untuk masuk ke dalam gua, seharusnya kita memakai Cover all  (pakaian lapang untuk Susur Gua) dikarenakan kita masih pemula dan belum membelinya jadi kita memakai celana dan baju lengan panjang untuk melindungi badan kita dari gigitan binatang-binatang Gua, tidak lupa membawa senter atau head lamp karena di dalam Gua sangat gelap menurut Mas hafidz serta memakai helm safety dan sepatu boot untuk melindung kepala dan tulang kering kaki kita yang rawan sekali berbenturan dengan batu-batu di dalam Gua yang lumayan lancip-lancip dan tajam.
“yo kita foto-foto dulu” ajak Mas Hafidz sambil memakai Cover all-nya. 
Beberapa jepretan foto untuk mengabadikan momen kami sudah selesai, dan kami siap menuju gua yanag pertama yaitu Gua Semuluh. Pada Roosting kali ini diikuti oleh 11 calon anggota baru yaitu, Aku, Ranto, Mas Abdu, Mas Alfa, Mas Arif, Mas Eko, Aya, Arum, Mala, Rina, dan Wulan.
Berjalan kira-kira 200 meter, lansung menuju ladang dan melalui jalur yang lumayan terjal
setelah terlewati jalurnya kami di sambut oleh mulut gua yang sangat gelap tapi sejuk sekali karena banyak air yang menetes dari stalakmit yang ukurannya lumayan besar-besar. Sungguh aku takjub dan ada rasa ragu untuk masuk ke dalam gua karena sangat gelap, maklum baru kali ini aku akan memasuki Gua. Sebelum masuk ke dalam Gua Mas hafid mengajak kami berkumpul terlebih dahulu untuk berdoa sebelum memasuki Gua agar kami tetap selamat sampai keluar lagi, setelah selesai kami bareng-bareng meneriakan jargon dari BSG yaitu “Meraba dalam kegelapan”
Perjalanan menyusuri Gua di pimpin oleh Mas hafidz, ia pun orang yang berada di barisan terdepan, gelap sungguh guanya, dengan tekstur tanah yang becek berlumpur di atas-atas terlihat dengan menggunakan senter kelelawar beterbangan. Pada susur Gua kali ini bertujuan untuk memperkenalkan Gua secara umum kepada calon anggota BSG jadi selang berapa meter mas Hafidz sambil menjelaskan apa aja yang ada di dalam Gua, tapi sayangnnya aku belum bisa mencerna karena nama-namanya sulit untuk di hafal, banyak sekali stalaktiv dan stalakmit, bahkan ada pilar yaitu gabungan antara stalaktiv dan Stalakmit yang menyatu menjadi tiang.
Setelah 100 meter berjalan kami di sambut oleh genangan air yang semakin ke depan kedalaman airnya semakin bertambah, lalu mas Hafidz berhenti karena ia melihat Amblypighi yaitu sering di sebut laba-laba gua yang juga gambarnya di jadikan lambang BSG.

Setelah melihat Amblypighi tadi kami pun melihat Radhophora sp (jangkrik gua)
berjalan kurang lebih 500 meter akhirnya sampai di ujung Gua, di tempat ini ada genangan air yang besar dan di sudut-sudut ada aliran air yang masuk ke dalam Gua ini, menurut Mas hafidz gua ini termasuk Gua Inlet, karena air masuk ke dalam Gua, sedangkan bila air mengalir keluar gua di sebut sebagai gua outlet.

Kami beristirahat sejenak dan mendapat aba-aba dari Mas Dani sebagai panitia ia menyuruh kami mematikan cahaya senter, sangat gelap di dalam gua tak ada cahaya sedikitpun, ini dinamakan Zona gelap didalam gua di bagi menjadi 3 Zona, yaitu Zona terang, Zona Remang, Zona gelap.
Setelah selesai kami pun kembali ke luar melalaui jalan yang sama karena Gua ini hanya memiliki satu pintu, perjalanan keluar hampir sama dengan perjalanan masuk banyak teman-teman perempuan yang terjatuh dan berlumuran lumpur karena tanahnya berlumpur dan bercampur dengan Guano (kotoran kelelawar) sampai di mulut gua badan akaian kami berlumuran tanah.
Istirahat sejenak sambil mengucap rasa syukur karena bisa keluar dengan selamat tak kurang apapun dan bersykur bisa melihat ke agungan Allah SWT yang jarang orang lain bisa menikmatinya. Kami pun langsung pergi ke penginapan dan menanti susur gua yang selanjutnya yaitu esok hari ke Gua Seropan.

4 komentar:

  1. Keren dek...
    simple story...
    mengalir dan apa adanya....
    hehehe
    keep writting

    mari meraba dalam kegelapan
    hehehehe

    BalasHapus
  2. maksi mba..., masi perlu belajar untuk lebih mahir
    wokeh saatnya meraba dalam kegelapan

    BalasHapus
  3. Anonim12:10

    apik!!!..perpaduan kata dan foto bikin cerita lebih hidup...

    lanjuuuuuuuuttt..hehehe

    salam hening!

    BalasHapus